Kripik setan
forwarded dr seorang teman yg bekerja di Prod Dev-Kalbe Farma
ini adalah sebuah email :
Dear all,
beberapa hari yang lalu, sales kami membawa produk yang namanya “kripik setan”. DInamakan demikian oleh karena rasanya yang luar biasa pedas.
beberapa hari yang lalu, sales kami membawa produk yang namanya “kripik setan”. DInamakan demikian oleh karena rasanya yang luar biasa pedas.
Harganya? Murah meriah. Dua ratus perak sanggup bikin elo yang paling tabah sekalipun “nangis” sesenggukan.
Gua sendiri
mencoba satu bungkus. Rasanya hebat, gurih, wangi dan lezat. Tapi
setelah satu bungkus habis, saya perlu minum 1,5 liter aqua untuk
menghilangkan rasa pedas yang luar biasa. Sepanjang perjalanan pulang ke
rumah, saya harus berhenti dua kali di jalan untuk piss :-p
Iseng-iseng,
produk tersebut kami berikan kepada R&D perusahaan kami. Ini
dikarenakan timbulnya kecurigaan di hati kami terhadap produk ini.
Harganya cuma 200 perak, tapi saat ini harga cabe luar biasa mahal.
Terakhir kali beli cabe, pembantu saya hanya dapat dua butir rawit untuk
uang Rp200. Sadis ga sih?
Hasilnya…. . luar
biasa. Ternyata rasa pedas dari keripik tersebut diperoleh lebih banyak
dari…….balsem gosok. Hiiii….balsem obat gosok tersebut, diolah menjadi
makanan.
Produk kripset ini lagi beken banget di daerah bogor dan depok.
Guys, masih banyak
lagi makanan-makanan ajaib di luar sana. Sekedar gambaran, mungkin
teman-teman pernah bertemu produk chiki-chiki dengan merek ga jelas,
dijual murah banget (gopek kebawah). Kami pernah bertanya-tanya,
bagaimana mungkin bisa memperoduksi barang semurah itu. Hampir mustahil.
Untuk itu kami mendatangi beberapa perusahaan sejenis yang masuk
kategori kecil/industri rumah tangga.
Nah ini yang kami
temukan. Untuk mengaduk material utama dengan bumbu, supaya bisa merata,
diperlukan mesin yang namanya molen. Mesin ini cara kerjanya hampir
mirip dengan mesin molen buat ngaduk semen.
Kedalam mesin ini, material utama dimasukkan bersama bumbu terus di aduk
merata. Pada pelaksanaannya, bisa dipastikan TIDAK MUNGKIN meniadakan produk terbuang. Karena, pada saat di putar, pasti sejumlah material akan terlempar keluar. Ini tidak bisa dihindari. Inilah yang membuat produk tersebut menjadi mahal. Nah….untuk produsen ecak-ecak (produsen kecil/home industry), materi sisa yang tercecer di lantai tersebut disapu lalu dimasukkan kembali ke dalam molen. Nah…barang yang seperti itulah yang dibeli oleh anak-anak kita di kantin sekolah.
merata. Pada pelaksanaannya, bisa dipastikan TIDAK MUNGKIN meniadakan produk terbuang. Karena, pada saat di putar, pasti sejumlah material akan terlempar keluar. Ini tidak bisa dihindari. Inilah yang membuat produk tersebut menjadi mahal. Nah….untuk produsen ecak-ecak (produsen kecil/home industry), materi sisa yang tercecer di lantai tersebut disapu lalu dimasukkan kembali ke dalam molen. Nah…barang yang seperti itulah yang dibeli oleh anak-anak kita di kantin sekolah.
Sadis. Ini kisah
nyata lho. Bukan mau menjelek-jelekan home industry, tapi hanya ingin
membuat teman-teman sekalian berhati-hati dengan produk makanan yang
sangat murah. Bahkan makanan seperti itu ikut serta mencetak ijin depkes
di kemasannya. Ga tahu ijin boong-boongan atau eman asli.
Silahkan forward email ini kepada orang lain supaya mereka tahu dan ikut berhati-hati.
keripik pedas dibuat dari DEDAK
Keripik menjadi makanan yang selalu diminati masyarakat. Berbagai
jenis camilan hadir disekitar kita untuk meramaikan suasana hati. Saat
ini orang-orang lagi menggandrungi keripik pedas, dengan pemasaran yang
unik dimana rasa pedas dibuat bertingkat-tingkat. Berpadunya rasa pedas,
gurih dan renyah membuat ingin terus menikmati keripik. Namun apa
jadinya jika keripik yang kita konsumsi justru menimbulkan penyakit
karena adanya bahan berbahaya pada keripik tersebut.
Salah satu bahan berbahaya yang digunakan dalam proses produksi keripik pedas adalah dedak. Digunakan untuk proses tahap pemberian rasa pedas pada keripik. Dedak merupakan serbuk halus hasil sampinagn dari proses penggilingan padi. Pada dasarnya dedak mengandung 65 persen zat gizi mikro penting pada beras, mengandung berbagai vitamin dan mineral namun ini digunakan untuk pakan ternak. Dedak mengandung enzim lipaze yang membuatnya tengik sehingga tidak cocok untuk dikonsumsi. Bubuk cabai dicampur dedak karena bentuk dan tekstur mirip bubuk cabai. Bubuk cabai digunakan hanya untuk menutupi warna dedak saja, selain untuk mendapatkan rasa pedas. Dedak mempunyai harga yang tergolong murah dibandingkan dengan harga cabai atau bubuk cabai yang sangat tinggi.
Dengan penggunaan dedak pada keripik pedas tentu berbahaya bagi kesehatan jika dikonsumsi. Dedak yang diambil lansung dari pengolahan beras tanpa diolah sama sekali, maka kebersihan dan higienis dari dedak tersebut sangat tidak terjamin. Efek jangka pendek bisa terkena diare atau gangguan pencernaan. Efek jangka panjangnya bisa timbul jika ada zat-zat yang tercampur misalnya pestisida, zat-zat ini mempunyai efek pada ginjal dan hati. Selain dedak masih ada beberapa bahan berbahaya yang digunakan dalam pembuatan keripik berbahaya. Balsem untuk menghasilkan sensasi pedas. Dalam pembuatan adonan kerupuk, menggunakan pijer atau boraks agar keripik mekar dan renyah. Pewarna tekstil wantex warna kuning digunakan dalam pemberian rasa keju, gula sodium untuk penambah rasa manis.
Agar tidak salah dalam memilih keripik pedas, berikut tips untuk membedakan keripik dengan berbahan berbahaya dengan keripik berbahan asli.
- Bumbu pedas dari campuran bubuk cabai dengan dedak lebih kasar dan menyebar jadi tidak menempel pada keripik, sedangkan dengan bubuk cabai asli akan menempel dan meresap pada keripik.
- Aroma keripik yang memakai dedak lebih tengik, berbeda dengan yang menggunakan bahan alami akan beraroma khas.
sumber : http://mudik.wordpress.com/kuliner/makanan-yang-harus-di-waspadai/
http://camilanpedas.com/kenali-bahan-keripik-pedas-berbahaya.html
0 komentar: